Postingan

Menampilkan postingan dengan label politik dan narasi

Indeks Perdamaian Dunia 2025: Pelajaran dari 10 negara paling damai

Gambar
Perdamaian sering dianggap sebagai sesuatu yang abstrak, sekadar ketiadaan perang. Namun, laporan Global Peace Index (GPI) 2025 menunjukkan bahwa perdamaian adalah kondisi multidimensional yang mencakup keamanan masyarakat , stabilitas politik , dan tingkat militerisasi. Dengan 23 indikator yang terbagi dalam tiga domain utama  ( Safety and Security, Ongoing Conflict, dan Militarisation)  GPI memberi gambaran menyeluruh tentang kondisi perdamaian global. Di tengah tren global yang menunjukkan penurunan perdamaian, ada negara-negara yang konsisten berada di posisi teratas. Mereka bukan hanya bebas dari konflik, tetapi juga berhasil membangun struktur sosial, politik, dan ekonomi yang menopang stabilitas jangka panjang. Sepuluh negara paling damai di dunia (GPI 2025) Berikut adalah negara paling damai di dunia berdasarkan indikator  positive peace , beserta indeks perdamaiannya. Tabel 10 Negara Paling Damai ( GPI 2025 ) Peringkat Negara Skor GPI 2025 Catatan Utama 1 Is...

Biaya kekerasan menurut Indeks Perdamaian Dunia 2025

Gambar
Kekerasan bukan hanya tragedi kemanusiaan, tetapi juga beban finansial yang menghambat pembangunan, menggerus kesejahteraan, dan memperlambat kemajuan global. Laporan Global Peace Index (GPI) 2025 menunjukkan bahwa biaya ekonomi akibat kekerasan pada tahun 2024 mencapai $19,97 triliun dalam istilah paritas daya beli (PPP). Angka ini setara dengan 11,6% dari total PDB dunia , atau sekitar $2.446 per orang Skala biaya kekerasan: Angka yang mengguncang Mari kita lihat lebih detail: Total biaya kekerasan global (2024): $19,97 triliun PPP. Kontribusi terbesar berasal dari: Pengeluaran militer dan  keamanan internal : 74% dari total biaya. Pengeluaran militer saja: sekitar $9 triliun PPP. Negara dengan beban tertinggi:  Afghanistan  dan  Ukraina , di mana biaya kekerasan mencapai lebih dari 40% dari PDB nasional. Rata-rata biaya di 10 negara paling terdampak: 27,8% dari PDB. Rata-rata biaya di 10 negara paling damai: hanya 2,5% dari PDB. Sepuluh negara paling terdampa...

Dunia makin terpecah: Tren perdamaian global menurut Global Peace Index 2025

Gambar
GPI 2025 (Sumber: IEP) Setiap tahun akhir tahun sejak 2023 saya meringkas Global Peace Index (GPI) alias Indeks Perdamaian Global . Ini dilakukan di akhir tahun, meskipun GPI telah terbit pada bulan Juni, karena akhir tahun adalah waktu yang paling tepat untuk membuat refleksi atas pengalaman sebelumnya.  GPI 2025 yang diterbitkan oleh  Institute for Economic and Peace (IEP) pada Juni 2025, meliputi 163 negara dan teritori merdeka. Keseluruhannya mencakup 99.7% penduduk dunia.  Namun, bagaimana mengukur perdamaian sering dianggap abstrak? Di sinilah  Global Peace Index (GPI)  berperan. GPI yang diterbitkan setiap tahun oleh IEP menjadi tolok ukur paling komprehensif untuk menilai tingkat perdamaian global. Mengapa GPI penting? Indeks ini tidak hanya menyoroti konflik bersenjata, tetapi juga faktor-faktor seperti keamanan masyarakat, tingkat kriminalitas, stabilitas politik, hingga tingkat militerisasi. Dengan 23 indikator yang terbagi dalam tiga domain ...

Ketika “kemenangan” bukan soal menang: Strategi narasi kemenangan Iran ala Khamenei

Gambar
"Saya merasa perlu untuk menyampaikan beberapa ucapan selamat kepada bangsa Iran yang besar: Pertama, selamat atas kemenangan atas rezim Zionis palsu. Dengan segala hiruk-pikuk itu, dengan semua klaim tersebut, rezim Zionis, di bawah pukulan Republik Islam, hampir runtuh dan hancur" ( Ayatullah Ali Khamenei , Jerusalem Post , 26 Juni 2025). Kemenangan yang aneh Itulah pernyataan resmi Khamenei menyambut “kemenangan meyakinkan”  (decisive victory)  Iran atas Israel dalam perang 12 hari yang baru saja berakhir. Di jalan-jalan Tehran kita menyaksikan perayaan kemenangan yang ramai. Menyaksikan melalui saluran-saluran TV internasional dan media-media independen logika lurus kita tentu akan bertanya: Kok Iran menang? Bukankah fakta menunjukkan kebalikannya? Pertanyaan itu muncul dari fakta bahwa Iran sebenarnya babak beluk dihantam bom-bom Israel. Israel menguasai udara dan sejak hari pertama tak ada pertahanan udara Iran yang bisa menghalau jet-jet tempur Israel. Jenderal-jen...

Gaza hancur lebur, kenapa Hamas ngotot tidak mau menyerah?

Gambar
Konflik Israel-Palestina telah berlangsung puluhan tahun, tetapi intensitasnya semakin memanas dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah: Mengapa Hamas tetap bersikeras melanjutkan perlawanan, meskipun rakyat Palestina di Tepi Barat dan Gaza menderita luar biasa?  Potret Pilu: Ketika Hidup jadi Taruhan Harian Sejak eskalasi kekerasan Oktober 2023, Gaza telah berubah menjadi ladang penderitaan. Serangan udara Israel yang menghancurkan, blokade total, dan krisis kemanusiaan yang parah telah membuat 2,3 juta warga Gaza terjebak dalam lingkaran kesengsaraan. Berikut gambaran penderitaan mereka. Gambaran ini mungkin tidak akurat karena tidak dapat diverifikasi   karena adanya pembatasan-pembatasan akses oleh Israel. Credit: Pixabay Pertama, Korban Jiwa yang Terus Berjatuhan:  Sampai Mei 2025 sekitar 45-50 ribu orang tewas (70% perempuan dan anak-anak) menurut PBB, dengan ribuan lainnya terkubur di reruntuhan (UN OCHA, Mei 2025). ...

"Unprecedented", ledakan pager dan walkie-talkie di Lebanon dan kemungkinan eskalasi perang Hizbullah-Israel

Gambar
 "Unprecedented", tulis beberapa media luar negeri mengenai serangan terhadap Hizbullah dalam bentuk ledakan pager dan walkie-talkie.  Maksudnya, serangan itu baru pertama kali terjadi di dunia dan sangat inovatif. Hizbullah langsung menuding Israel di balik serangan. Namun Israel tetap bungkam, tidak menyanggah dan tidak mengiyakan.  Apa yang Terjadi? Pada tanggal 17 September 2024, ribuan pager tangan yang digunakan oleh Hisbollah, sebuah partai politik dan milisi Lebanon, meledak secara bersamaan di seluruh Lebanon dan Suriah. Ledakan ini diikuti oleh serangkaian ledakan walkie-talkie pada hari berikutnya. Ilustrasi AI Ledakan pager melukai sedikitnya 2800 orang dan membunuh 12 orang, kebanyakan anggota Hizbullah. Namun ada juga anak-anak, perawat dan warga sipil lain. Sebuah tulisan di Jerusalem Post mengatakan bahwa orang yang terlihat berpakaian sipil mungkin saja anggota Hizbullah karena mereka sering menyamar sebagai orang sipil biasa (bukan milisi). Duta Besar ...

Speedboat ke pedalaman Mahakam

Speedboat ke pedalaman Mahakam
Martinus Nanang di dermaga Samarinda Ilir