Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2024

Argumen antropologis pentingnya warga Balik dan Paser di IKN tetap hidup berkomunitas

Gambar
Sebuah pertanyaan yang saya sering dengar dari masyarakat adat di sekitar IKN adalah ini: Apakah kami dapat mempertahankan identitas budaya kami? Apakah kami akan tenggelam di dalam kemoderenan ibu kota Nusantara?  Pertanyaan itu mengisyaratakan kekuatiran yang sangat dalam, khususnya dari warga suku Balik dan Paser di Kecamatan Sepaku. Populasi mereka sangat kecil dan lemah dari segi ekonomi, pendidikan dan politik. Hal itu menjadikan mereka sangat rentan dimangsa oleh modernitas yang diwakili IKN dan kekuatan lain yang menyertainya. Sering kali kekuatan-kekuatan seperti itu tidak memiliki karakter manusiawi.  Hidup sebagai komunitas Karena itu sejak lama saya beranggapan bahwa masyarakat adat Suku Balik dan Paser harus diberi "hak khusus yang dilindungi hukum." Secara lebih khusus lagi mereka harus diberi ruang untuk hidup sebagai "komunitas".  "Hidup sebagai komunitas"  di sini berarti seluruh warga hidup di dalam satu kesatuan ruang, sehingga mereka m...

IKN benar-benar inklusif? Ultimatum pembongkaran rumah warga asli indikasi ada yang akan disingkirkan

Gambar
Di jantung Kalimantan Timur, di mana matahari menyinari hutan hujan lebat dan gemericik sungai bergema di lembah-lembah, sebuah visi besar terbentang: Ibu Kota Nusantara (IKN). Kota yang menjanjikan kemajuan, inovasi, dan masa depan cerah.  Namun apakah kota itu benar-benar inklusif? Bisakah ia menjembatani jurang antara modernitas dan tradisi? Otoritas IKN, dengan rencana megah dan keajaiban arsitekturnya, berdiri sebagai pembawa perubahan. Mereka memegang cetak biru dan memegang otoritas, visi mereka terukir dalam baja dan kaca. Mereka berbicara tentang kota pintar, bangunan berkelanjutan, dan kemakmuran ekonomi. Namun, ketika mereka mendirikan bangunan besar, mereka membayangi rumah-rumah sederhana penduduk setempat. Bayangkan ini: jalanan Sepaku yang bermandikan sinar matahari, tempat generasi demi generasi menenun kehidupan mereka ke dalam jalinan tanah. Di sini, masyarakat adat Balik dan Paser tumbuh subur, adat istiadat dan kearifannya diwariskan seiring berjalannya waktu. N...

Hak aborsi di dalam konstitusi Prancis: Pertentangan antara dua hak azasi?

Gambar
Pada 28 Februari 2024 Senat Prancis menyetujui dimasukkannya hak perempuan untuk melakukan aborsi ke dalam konstitusi negara itu. Pada Senin 4 Maret Parlemen menyetujui hal yang sama dengan lebih dari tiga per lima mayoritas yang diperlukan. Kemudian pada Hari Perempuan Sedunia  (International Women's Day)  8 Maret diadakan upacara pemeteraian amandemen konstitusi yang dihadiri oleh Presiden Emmanuel Macron dan Menteri Kehakiman Eric Dupon-Moretti. Argumen di balik keputusan Prancis untuk memasukkan hak aborsi ke dalam konstitusinya terdapat banyak aspek yang mencerminkan kombinasi konteks sejarah, opini publik, dan pertimbangan hukum. Mari kita selidiki beberapa aspek utama: Konteks Sejarah Sejarah panjang Prancis dalam mendukung hak Aborsi: Prancis memiliki sikap progresif terhadap hak-hak reproduksi. Aborsi didekriminalisasi sejak tahun 1975 melalui undang-undang yang diambil dari nama Simone Veil, menteri kesehatan yang memperjuangkannya. Awalnya, undang-undang mengizinka...

Speedboat ke pedalaman Mahakam

Speedboat ke pedalaman Mahakam
Martinus Nanang di dermaga Samarinda Ilir