Postingan

Menampilkan postingan dengan label Internasional

Ketika “Kemenangan” Bukan Soal Menang: Strategi Narasi Kemenangan Iran ala Khamenei

Gambar
"Saya merasa perlu untuk menyampaikan beberapa ucapan selamat kepada bangsa Iran yang besar: Pertama, selamat atas kemenangan atas rezim Zionis palsu. Dengan segala hiruk-pikuk itu, dengan semua klaim tersebut, rezim Zionis, di bawah pukulan Republik Islam, hampir runtuh dan hancur" (Ayatullah Ali Khamenei, Jerusalem Post, 26 Juni 2025). Kemenangan yang aneh Itulah pernyataan resmi Khamenei menyambut “kemenangan meyakinkan” (decisive victory)  Iran atas Israel dalam perang 12 hari yang baru saja berakhir. Di jalan-jalan Tehran kita menyaksikan perayaan kemenangan yang ramai. Menyaksikan melalui saluran-saluran TV internasional dan media-media independen logika lurus kita tentu akan bertanya: Kok Iran menang? Bukankah fakta menunjukkan kebalikannya? Pertanyaan itu muncul dari fakta bahwa Iran sebenarnya babak beluk dihantam bom-bom Israel. Israel menguasai udara dan sejak hari pertama tak ada pertahanan udara Iran yang bisa menghalau jet-jet tempur Israel. Jenderal-jendera...

Laut Berteriak, Ini Jawaban dari Konferensi Kelautan di Nice 2025

Gambar
Lautan kita sedang berteriak minta tolong. Dari tumpukan 11 juta ton plastik yang mencekik kehidupan laut setiap tahun, stok ikan yang menipis hingga 90%, hingga terumbu karang yang memutih akibat pemanasan global. Krisis ini bukan lagi sekadar data di laporan ilmiah, melainkan ancaman nyata bagi pangan, iklim, dan kelangsungan hidup miliaran manusia. Menjawab panggilan darurat ini, para pemimpin dunia, ilmuwan, aktivis, dan pelaku industri berkumpul di Nice, Prancis, untuk Konferensi Kelautan PBB (9-13 Juni 2025). Tujuannya bukan sekadar berdiskusi, tetapi memetakan jalan keluar dari krisis. Setelah bertahun-tahun janji yang tak kunjung terwujud, apakah konferensi ini mampu memberikan hasil nyata? Berikut adalah poin-poin kunci yang lahir dari pertemuan penting di pesisir Mediterania ini. 1. Deklarasi Nice: Janji Politik untuk Aksi Bersama Konferensi ini tidak menghasilkan perjanjian yang mengikat secara hukum, tetapi melahirkan Deklarasi Nice . Ini adalah sebuah komitmen poli...

Gaza Hancur Lebur, Kenapa Hamas Ngotot Tidak Mau Menyerah?

Gambar
Konflik Israel-Palestina telah berlangsung puluhan tahun, tetapi intensitasnya semakin memanas dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah: Mengapa Hamas tetap bersikeras melanjutkan perlawanan, meskipun rakyat Palestina di Tepi Barat dan Gaza menderita luar biasa?  Potret Pilu: Ketika Hidup jadi Taruhan Harian Sejak eskalasi kekerasan Oktober 2023, Gaza telah berubah menjadi ladang penderitaan. Serangan udara Israel yang menghancurkan, blokade total, dan krisis kemanusiaan yang parah telah membuat 2,3 juta warga Gaza terjebak dalam lingkaran kesengsaraan. Berikut gambaran penderitaan mereka. Gambaran ini mungkin tidak akurat karena tidak dapat diverifikasi   karena adanya pembatasan-pembatasan akses oleh Israel. Credit: Pixabay Pertama, Korban Jiwa yang Terus Berjatuhan:  Sampai Mei 2025 sekitar 45-50 ribu orang tewas (70% perempuan dan anak-anak) menurut PBB, dengan ribuan lainnya terkubur di reruntuhan (UN OCHA, Mei 2025). ...

Indeks Perdamaian Global 2024: Dunia makin kurang damai lagi

Gambar
Global Peace Index (GPI) 2024 menunjukkan penurunan rata-rata tingkat keamanan global sebesar 0.56%. Ini adalah penurunan ke-12 dalam 16 tahun terakhir, dengan 97 negara mengalami penurunan keamanan dan 65 negara meningkat. Islandia tetap sebagai negara paling damai di dunia, diikuti oleh Irlandia, Austria, Selandia Baru, dan Singapura. Sementara itu, Yemen menjadi negara yang paling tidak damai, diikuti oleh Sudan, Sudan Selatan, Afghanistan, dan Ukraina. Pen urunan ini disebabkan oleh meningkatnya konflik bersenjata di beberapa wilayah, ketegangan geopolitik yang terus berlanjut, dan dampak krisis ekonomi global yang memperburuk stabilitas sosial di banyak negara. Konflik di kawasan seperti Eropa Timur, Timur Tengah, dan Afrika Sub-Sahara menjadi penyumbang utama memburuknya indeks. Konflik Geopolitik yang Berkelanjutan Konflik Rusia-Ukraina masih menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi skor perdamaian global. Konflik ini tidak hanya menyebabkan ketidakstabilan di kawasan E...

"Unprecedented", Ledakan Pager dan Walkie-Talkie di Lebanon dan Kemungkinan Eskalasi Perang Hizbullah-Israel

Gambar
 "Unprecedented", tulis beberapa media luar negeri mengenai serangan terhadap Hizbullah dalam bentuk ledakan pager dan walkie-talkie.  Maksudnya, serangan itu baru pertama kali terjadi di dunia dan sangat inovatif. Hizbullah langsung menuding Israel di balik serangan. Namun Israel tetap bungkam, tidak menyanggah dan tidak mengiyakan.  Apa yang Terjadi? Pada tanggal 17 September 2024, ribuan pager tangan yang digunakan oleh Hisbollah, sebuah partai politik dan milisi Lebanon, meledak secara bersamaan di seluruh Lebanon dan Suriah. Ledakan ini diikuti oleh serangkaian ledakan walkie-talkie pada hari berikutnya. Ilustrasi AI Ledakan pager melukai sedikitnya 2800 orang dan membunuh 12 orang, kebanyakan anggota Hizbullah. Namun ada juga anak-anak, perawat dan warga sipil lain. Sebuah tulisan di Jerusalem Post mengatakan bahwa orang yang terlihat berpakaian sipil mungkin saja anggota Hizbullah karena mereka sering menyamar sebagai orang sipil biasa (bukan milisi). Duta Besar ...

Hak aborsi di dalam konstitusi Prancis: Pertentangan antara dua hak azasi?

Gambar
Pada 28 Februari 2024 Senat Prancis menyetujui dimasukkannya hak perempuan untuk melakukan aborsi ke dalam konstitusi negara itu. Pada Senin 4 Maret Parlemen menyetujui hal yang sama dengan lebih dari tiga per lima mayoritas yang diperlukan. Kemudian pada Hari Perempuan Sedunia  (International Women's Day)  8 Maret diadakan upacara pemeteraian amandemen konstitusi yang dihadiri oleh Presiden Emmanuel Macron dan Menteri Kehakiman Eric Dupon-Moretti. Argumen di balik keputusan Prancis untuk memasukkan hak aborsi ke dalam konstitusinya terdapat banyak aspek yang mencerminkan kombinasi konteks sejarah, opini publik, dan pertimbangan hukum. Mari kita selidiki beberapa aspek utama: Konteks Sejarah Sejarah panjang Prancis dalam mendukung hak Aborsi: Prancis memiliki sikap progresif terhadap hak-hak reproduksi. Aborsi didekriminalisasi sejak tahun 1975 melalui undang-undang yang diambil dari nama Simone Veil, menteri kesehatan yang memperjuangkannya. Awalnya, undang-undang mengizinka...

World Water Day 2023: Dunia tertinggal empat kali lipat dari target

Gambar
Mandi di Sungai (Foto: Maru-maru) Tanggal 22-24 Maret 2023 Perserikatan Bangssa-bangsa mengadakan konferensi air sedunia dengan nama "World Water Conference 2023" . Konferensi diadakan di New York dalam rangka Hari Air Sedunia (World Water Day 2023) yang jatuh pada 22 Maret. Sebelum konferensi tersebut PBB mengeluarkan sebuah laporan dengan judul "Laporan Perkembangan Air Dunia PBB: Membuat yang Tidak Kelihatan Kelihatan" (United Nations World Water Development Report: Making the Invisible Visible). Masalah air global dikaitkan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goal/SDG)  nomor 6: Air dan Sanitasi. Menurut PBB masalah air merupakan keprihatinan utama di seluruh dunia karena fakta menunjukkan dunai tertinggal empat kali lipat di belakang target dari SDG 6 tersebut.  Air dan Bencana Kalau diingat-ingat, maka kita akan menjadi sadar bahwa kebanyakan bencana terkait dengan air. Bencana-bencana itu adalah banjir, tanah longsor, badai, gelo...

Hari ke-40 Kematian Mahsa Amini Korban Polisi Moral: Protes Massa di Iran Tetap Panas

Gambar
Ribuan orang melanjutkan demo protes di makam Mahsa Amini di kota kelahirannya, Saqqez, untuk memperingati hari kematiannya yang ke-40. Media Australia (abc.net.au 27 Oktober 2022) menyebut 10.000 orang mendatangi makam Amini. Polisi kemudian melakukan tembakan peluru dan gas air mata untuk membubarkan kerumunan; banyak orang ditangkap.  Demo anti rezim teokratis (scmp.com) Mahsa Amini adalah gadis Iran dari suku Kurdi yang meninggal di tahanan polisi moral Iran. Dia ditangkap karena dianggap memakai hijab secara longgar. Amini wafat pada 16 September 2022 setelah 3 hari koma. Kematian Amini menimbulkan gelombang protes besar di seluruh Iran. Protes berlanjut sampai hari ke-40. Perempuan-perempuan melepas dan membakar hijab di depan publik sebagai protes terhadap kewajiban berhijab yang ketat.  Demo protes itu menimbulkan korban ratusan nyawa. Angkanya tidak jelas karena Pemerintah Iran menutup akses ke informasi. Pemerintah sendiri menyebut 41 orang meninggal. Namun kelompok ...

Mengapa Russia menargetkan warga sipil dalam perang di Ukraina?

Gambar
Target sipil di Ukraina (appliedweb.org) Mengapa rudal-rudal Russia menyerang target-target sipil di Ukraina? Indiscriminate attacks on civilian targets itu memang benar-benar tidak pilih-pilih. Sekolah, rumah sakit, apartemen, perumahan, semua tidak luput dari sasaran rudal. Terakhir infrastruktur pelistrikan juga dihancurkan.  Tindakan tersebut dikecam oleh berbagai pihak, bahkan oleh dunia, termasuk oleh warga Russia  sendiri yang tidak setuju dengan perang Ukraina, karena tidak berperikemanusiaan. Tetapi Russia tidak akan membuang-buang rudalnya, termasuk drone kamikaze yang dipasok oleh Iran, jika tidak ada alasan yang masuk akal bagi mereka. Jadi apa sebenarnya alasan masuk akal yang menjadi pembenar kebrutalan itu? Menurut Alexander B. Downes, pemerintah demokratis dan totaliter sama-sama bisa membunuh orang sipil dalam jumlah besar dengan alasan strategis. Mengapa begitu? Kata Downes, ada dua alasan menargetkan warga sipil di dalam perang. Pertama, perasaan putus as...

Krisis Imigrasi dan Kemanusiaan di Eropa Barat Makin Serius

Gambar
Ilustrasi pengungsi (Pixabay) Tahu nggak, kenapa ratusan ribu orang dari Afrika dan Timur Tengah menyerbu Eropa sehingga terjadi krisis imigrasi di sana?  Di mana ada gula di sana ada semut. Apalagi kalau semut-semutnya kelaparan. Inilah yang terjadi di Eropa dalam sekitar sepuluh tahun terakhir. Terjadi krisis imigrasi karena banyaknya migran illegal masuk Eropa dari Afrika, Timur tengah dan Asia Selatan.  Terbaru adalah gelombang migrasi dari Ukraina dan Russia. Orang-orang Ukraina menyelamatkan diri dari perang di mana Russia terus menghantam target-target sipil. Jumlah pengungsi mencapai lebih dua juta jiwa, tersebar di berbagai negara Eropa, termasuk di daratan Inggris. Kemudian gelombang kaum muda yang lari dari Russia karena tidak mau direkrut untuk berperang di Ukraina. Mereka juga mencari keamanan di negara-negara Eropa. Semuanya itu menimbulkan krisis kemanusia yang serius.  Lihat peta pengungsi Afrika dan Timur Tengah di video ini:  https://snackvideo.soci...

Speedboat ke pedalaman Mahakam

Speedboat ke pedalaman Mahakam
Martinus Nanang di dermaga Samarinda Ilir