Postingan

Menampilkan postingan dengan label Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

Harapan di Jantung Amazon, Kekecewaan di Meja Perundingan: Ulasan Lengkap COP30 Belém

Gambar
Hutan hujan Amazon yang lembap dan riuh baru saja menjadi saksi bisu dari salah satu perhelatan diplomasi terbesar abad ini. Selama dua pekan terakhir (10–21 November 2025), kota Belém, Brasil , berubah menjadi pusat gravitasi dunia. Para pemimpin negara, ilmuwan, aktivis, dan masyarakat adat berkumpul untuk Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30). Ekspektasi yang digantungkan pada "Forest COP" ini sangat tinggi. Brasil, di bawah kepemimpinan Presiden Lula da Silva , berjanji untuk menjadikan konferensi ini sebagai titik balik; momen di mana dunia akhirnya berhenti berperang melawan alam. Namun, saat tenda-tenda dibongkar dan delegasi pulang hari ini, perasaan yang tertinggal adalah campuran antara optimisme yang hati-hati dan frustrasi yang mendalam. Kita memiliki mekanisme bersejarah untuk hutan, tetapi kita masih tidak memiliki rem darurat untuk bahan bakar fosil . Berikut adalah analisis mendalam mengenai apa yang berhasil diraih, dan di mana dunia kembali gag...

Beranikah Otorita IKN mengadopsi model Simpukng dalam pengelolaan hutan di Ibu Kota Nusantara?

Gambar
Peneliti CSF Unmul di dalam simpukng Pada 14 April saya ke Jakarta untuk berpartisipasi di dalam kegiatan konsinyering penyusunan rancangan peraturan kepala Otoritas IKN tentang pengakuan kearifan lokal dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.  Pada diskusi itu saya menyampaikan deskripsi tentang karakteristik masyarakat adat di IKN, dengan fokus pada orang Paser Balik dan Semunte. Saya tidak sempat berbicara banyak tentang kearifan lokal; hanya sedikit menyebut tentang pengelolaan hutan tradisional Dayak yang disebut "simpukng" . Meskipun ketika dihubungi oleh OIKN dikatakan bahwa saya diminta untuk menjadi anggota tim penyusun kebijakan, saya kira yang diharapkan dari saya cuma sampai kegiatan konsinyering tersebut. Jadi saya hendak melanjutkan partisipasi dengan "berbicara" melalui media ini. Lima unsur kearifan lokal Berbagai referensi menampilkan definisi-definisi kearifan lokal yang sering berbeda. Baiklah dicari titik temunya. Komponen-komponen be...

Pakistan, pemimpin mana yang sanggup mengatasi dampak dua kondisi ekstrim?

Gambar
Negara Pakistan menghadapi dua musuh besar: banjir dan kemarau yang datang bergantian setiap tahun. Anggaran nasional maupun daerah mungkin tidak cukup untuk membangun karena dihabiskan untuk menangani bencana saja. Pemimpin seperti apa yang sanggup membuat negaranya makmur? Banjir paling ekstrim 2022 Banjir bandang di Pakistan (unicep.org) Tahun ini sepertiga dari wilayah negeri Pakistan terendam air. Ini adalah bencana banjir terburuk dalam sejarah negara itu. Bayangkan saja, lebih 33 juta (15%) penduduk terdampak, lebih 1 juta rumah rusah, dan 5000 km jalan rusak. Lalu lebih dari 1.100 jiwa melayang. Ekonomi ikut dihancurkan karena 2 juta hektar lahan pertanian rusak dan 794.000 ekor ternak mati. WHO menyebutkan 800 fasilitas kesehatan rusah (180 hancur total). Hal itu menyebabkan akses ke layanan kesehatan nyaris tertutup. Menurut The Times of India (13 Sep 2022) nominal kerugian ekonomi mencapai $40 miliar atau sekitar 600 triliun Rupiah.   Langganan kekeringan Peta keke...

Bencana kekeringan terburuk dalam 500 tahun di Eropa

Gambar
Kondisi kekeringan di Eropa 2022 (Wikipedia) Media-media internasional memberitakan masalah lingkungan terburuk yang dialami benua Eropa sekarang merupakan yang terburuk dalam 500 tahun. Kekeringan menyebabkan tanah kering, air sungai menyusut drastis, kekurangan pasokan listrik, dan kebakaran hutan. Sekitar 47% Eropa mengalami krisis ini dan 17% pada posisi yang lebih serius. Transportasi terganggu dan ratusan orang telah meninggal dunia karena udara panas. CNBC mengutip Komisioner Inovasi Eropa, Mariya Gabriel: "Kombinasi kekeringan yang parah dan gelombang panas telah menciptakan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap permukaan air di seluruh Uni Eropa." Harus ada urgent action yang lebih strategis, kompak, dan berskala global untuk mengurangi pemanasan global. Jika tidak, tahun-tahun ke depan akan terjadi bencana-bencana yang lebih buruk lagi.  Note: Tulisan ini sudah disiapkan Juli 2022. Namun kelupaan dipublished.

Speedboat ke pedalaman Mahakam

Speedboat ke pedalaman Mahakam
Martinus Nanang di dermaga Samarinda Ilir