Postingan

Menampilkan postingan dengan label Ibu Kota Nusantara

Argumen antropologis pentingnya warga Balik dan Paser di IKN tetap hidup berkomunitas

Gambar
Sebuah pertanyaan yang saya sering dengar dari masyarakat adat di sekitar IKN adalah ini: Apakah kami dapat mempertahankan identitas budaya kami? Apakah kami akan tenggelam di dalam kemoderenan ibu kota Nusantara?  Pertanyaan itu mengisyaratakan kekuatiran yang sangat dalam, khususnya dari warga suku Balik dan Paser di Kecamatan Sepaku. Populasi mereka sangat kecil dan lemah dari segi ekonomi, pendidikan dan politik. Hal itu menjadikan mereka sangat rentan dimangsa oleh modernitas yang diwakili IKN dan kekuatan lain yang menyertainya. Sering kali kekuatan-kekuatan seperti itu tidak memiliki karakter manusiawi.  Hidup sebagai komunitas Karena itu sejak lama saya beranggapan bahwa masyarakat adat Suku Balik dan Paser harus diberi "hak khusus yang dilindungi hukum." Secara lebih khusus lagi mereka harus diberi ruang untuk hidup sebagai "komunitas".  "Hidup sebagai komunitas"  di sini berarti seluruh warga hidup di dalam satu kesatuan ruang, sehingga mereka m...

IKN benar-benar inklusif? Ultimatum pembongkaran rumah warga asli indikasi ada yang akan disingkirkan

Gambar
Di jantung Kalimantan Timur, di mana matahari menyinari hutan hujan lebat dan gemericik sungai bergema di lembah-lembah, sebuah visi besar terbentang: Ibu Kota Nusantara (IKN). Kota yang menjanjikan kemajuan, inovasi, dan masa depan cerah.  Namun apakah kota itu benar-benar inklusif? Bisakah ia menjembatani jurang antara modernitas dan tradisi? Otoritas IKN, dengan rencana megah dan keajaiban arsitekturnya, berdiri sebagai pembawa perubahan. Mereka memegang cetak biru dan memegang otoritas, visi mereka terukir dalam baja dan kaca. Mereka berbicara tentang kota pintar, bangunan berkelanjutan, dan kemakmuran ekonomi. Namun, ketika mereka mendirikan bangunan besar, mereka membayangi rumah-rumah sederhana penduduk setempat. Bayangkan ini: jalanan Sepaku yang bermandikan sinar matahari, tempat generasi demi generasi menenun kehidupan mereka ke dalam jalinan tanah. Di sini, masyarakat adat Balik dan Paser tumbuh subur, adat istiadat dan kearifannya diwariskan seiring berjalannya waktu. N...

Ini dia, Rencana Detail Tata Ruang Ibu Kota Nusantara Selatan

Gambar
Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Perencanaan Ibu Kota Nusantara Selatan untuk singkatnya kita sebut saja Rencana Tata Ruang IKN Selatan (RDTR IKN Selatan).  RDTR Selatan ini tertuang di dalam Peraturan Kepala Badan Otorita IKN nomor 5 Tahun 2023. Untuk memehami RDTR tersebut perlu dipahami duu beberapa istilah pokok. Istilah-istilah pokok di dalam RDTR IKN  "Tata Ruang" adalah wujud struktur ruang dan pola ruang (Pasal 1 ayat 6). "Pola ruang" adalah distribusi peruntukan Ruang dalam suatu Wilayah yang meliputi peruntukan Ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan Ruang untuk fungsi budi (Pasal 1 ayat 14). Peta Pembagian SWP & Blok (sumber: PKOIKN) "Struktur Ruang" adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi Masyarakat (Pasal 1 ayat 13).  Selain itu terdapat istilah "Wilayah Perencanaan" (WP) yang berarti adalah bagian dari KSN IKN dan/atau kaw...

Ibu Kota Nusantara: Optimisme atau Pesimisme? Diskusi Panel Prodi Psikologi Universitas Mulawarman

Gambar
 "IKN: Optimisme atau Pesimisme?" adalah tema pokok diskusi panel di Hotel Grand Verona, Samarinda, 7 Juli 2023. Diskusi membicarakan Ibu Kota Nusantara (IKN) dari perpektif psikologi pembangunan, antropologi budaya dan lingkungan. Penyelenggara diskusi adalah Program Studi Psikologi FISIP Universitas Mulawarman dengan moderator Dr. Silviana Purwanti dari Prodi Ilmu Komunikasi. Moderator & Panelis (Foto: Bella P) Topik diskusi sebenarnya tidak baru karena sejak awal sudah sering diperbincangkan oleh berbagai pihak di tanah air. Ada perspektif yang optimis, ada yang pesimis, ada yang wait-and-see . Meski demikian seluruh proses diskusi panel menunjukkan topik tersebut masih hot untuk dibicarakan. Empat panelis yang menghangatkan diskusi adalah Prof. Kuntjoro, Martinus Nanang, Kiswanto, Ph.D dan Mispoyo. Apa kata para Panelis? Prof Kuntjoro, guru besar Fakultas Psikologi UGM, menyatakan pentingnya menemukan true problem di dalam proses IKN, supaya bisa ditemukan solusi yan...

Orang Dayak Marah, merasa di-PHP terkait Ibu Kota Nusantara

Gambar
"Marah!!! Suku Dayak Se Kalimantan Marah Pada Jokowi!" Begitulah judul video yang diunggah di Channel Youtube "Okenkonetvwan" pada 16 Juni 2023. Keseluruhan video memperlihatkan suasana unjuk rasa di Patung Kuda Jakarta yang tertib namun cukup memperlihatkan suasana batin yang kesal. Mendukung Jokowi dan IKN Dayak umumnya adalah pendukung Jokowi yang ikut "mengangkat" beliau menjadi presiden. Ketika akan dan sejak memindahkan IKN ke Kalimantan, Dayak juga mendukungnya secara penuh.  Credit: Screenshot dari Onekonetvwan Dukungan telah ditunjukkan dalam berbagai cara dan kesempatan; di antaranya dalam pertemuan tokoh-tokoh Dayak dengan Jokowi di Kalbar pada  pembukaan Bahaupm Bide Bahana Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) di Pontianak 29 November 2022 (Kompas.com 29/11/2022). Reaksi keras warga Dayak terhadap Edy Mulyadi yang awal 2022 dianggap menghina Kalimantan juga mengandung makna dukungan yang kuat terhadap IKN.  Merasa di-PHP Tokoh-tokoh Dayak yang...

Beranikah Otorita IKN mengadopsi model Simpukng dalam pengelolaan hutan di Ibu Kota Nusantara?

Gambar
Peneliti CSF Unmul di dalam simpukng Pada 14 April saya ke Jakarta untuk berpartisipasi di dalam kegiatan konsinyering penyusunan rancangan peraturan kepala Otoritas IKN tentang pengakuan kearifan lokal dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.  Pada diskusi itu saya menyampaikan deskripsi tentang karakteristik masyarakat adat di IKN, dengan fokus pada orang Paser Balik dan Semunte. Saya tidak sempat berbicara banyak tentang kearifan lokal; hanya sedikit menyebut tentang pengelolaan hutan tradisional Dayak yang disebut "simpukng" . Meskipun ketika dihubungi oleh OIKN dikatakan bahwa saya diminta untuk menjadi anggota tim penyusun kebijakan, saya kira yang diharapkan dari saya cuma sampai kegiatan konsinyering tersebut. Jadi saya hendak melanjutkan partisipasi dengan "berbicara" melalui media ini. Lima unsur kearifan lokal Berbagai referensi menampilkan definisi-definisi kearifan lokal yang sering berbeda. Baiklah dicari titik temunya. Komponen-komponen be...

Rumpun Dayak ini pernah punya usulan nama IKN dan gedung-gedung penting

Gambar
Telah muncul beberapa usulan mengenai nama ibu kota negara (IKN) yang baru di Kalimantan.  Salah satunya disampaikan oleh Aliansi Ormas Daerah Kaltim (AORDA) beberapa waktu lalu. Kami berpandangan bahwa nama sebuah ibu kota negara sangatlah penting dan harus berakar dalam sejarah dan kebudayaan yang ada di nusantara. Dalam hal ini kebudayaan masyarakat sekitar IKN, sejauh tidak bertentangan dengan nilai keindonesiaan, perlu mendapat pertimbangan khusus. Maka kami dari Rumpun Dayak Luangaan , yang terdiri dari lebih 20an sub-suku mengajukan usulan nama IKN kepada Presiden RI. Apa itu Rumpun Dayak Luangaan? Titik Nol IKN (Foto: Maru-Maru) Rumpun Luangaan (Lawangaan) adalah penggolongan kelompok etnik berdasarkan kesamaan/kemiripan bahasa dan karakteristik kebudayaan seperti seni, mitologi dan ritual. Atas dasar kesamaan tersebut kelompok-kelompok etnik yang tergolong di dalam Rumpun Luangaan antara lain adalah Benuaq, Bentian, Paser, Tonyoi (Tunjung) di Kalimantan Timur, Deah di ...

Mayoritas orang Paser penduduk asli daerah IKN senang dengan kehadiran IKN Nusantara

Gambar
Wawancara di Bukit Genting (Foto: Maru-Maru) Orang Paser (termasuk orang Balik) adalah penduduk asli yang secara turun temurun mendiami wilayah yang sekarang dijadikan lokasi ibu kota negara Nusantara (IKN Nusantara). Mereka terutama bermukim di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Telah banyak publikasi tentang kondisi dari orang Paser yang tergolong rentan karena mayoritas dari mereka lemah dari segi ekonomi dan kompetensi sumber daya manusia, termasuk oleh media ini (Maru-Maru).  Tetapi survei yang dilakukan pada Juli 2022 menunjukkan bahwa tidak seluruhnya orang Paser berwajah muram. Ada juga, malah lebih banyak, yang bermuka cerah karena dari hasil survei ternyata 87.9% warga merasa senang dengan kehadiran IKN di daerah mereka. Hanya 6.1% merasa tidak senang dan 6.1% tidak tahu alias tidak membuat keputusan batin. Terdapat 8 alasan untuk merasa senang; tiga di antaranya yang menonjol adalah terbukanya lapangan kerja yang dibutuhkan, daerah menjadi lebih maju,...

Kuatir IKN Nusantara bakal sepi? Ini indikasi sebaliknya

Gambar
Kang Emil (gubernur Jawa Barat) dua kali menyatakan IKN Nusantara akan sepi, jika hanya diisi ASN dan keluarganya. Pertama dia bilang itu di bulan Maret 2022 sesudah ritual kendi dan kedua pada bulan ini di President University. Kang Emil tidak bilang pasti sepi; dia bilang, “Sepi, jika….” Saya tertarik untuk memberi gambaran analitis yang lebih optimistik. Angka Perpindahhan Penduduk ke Kaltim Tinggi Kita lihat perkembangan penduduk Kaltim dulu. Sejak 1971 pertumbuhan penduduk Kaltim selalu di atas 2%. Pada 1971 malah sampai di 10.97% karena program transmigrasi.  Angka dalam 3 sensus penduduk terakhir adalah sbb: 2.61% pada tahun 2000, 3.60% pada tahun 2010, dan 2.13% pada tahun 2020. Anggaplah angka tersebut akan bertahan dalam 5 tahun ke depan. Maka setiap tahun jumlah penduduk Kaltim bertambah sekitar 80 ribuan per tahun atau 400an ribu dalam 5 tahun. Dalam 10 tahun menjadi 800an ribu jiwa.  Persentase pertambahan penduduk Kaltim itu lebih tinggi dari rata-rata nasional, ...

Suku apa penduduk asli kawasan IKN Nusantara dan apa tuntutan mereka terkait pembangunan IKN?

Gambar
Kepala Adat Sepaku dan Penulis (Foto: Maru-Maru) Apa yang menjadi tuntutan suku asli di kawasan IKN Nusantara terkait pembangunan IKN? Suku Balik atau Paser Balik adalah suku asli di kawasan yang menjadi lokasi ibu kota negara (IKN) di Kalimantan Timur. Di sebut "suku asli' karena mereka sudah secara turun temurun mendiami daerah tersebut. Selain itu ada pula sub-etnik Paser lain seperti Paser Semunte.  Wilayah tradisional mereka meliputi kawasan yang luas dari Teluk Balikpapan ke Barat Laut sampai Pringtali di Kecamatan Bongan, Kutai Barat, dan ke utara sampai Amborawang Laut di Kecamatan Samboja.  "Wilayah tradisional" adalah wilayah tempat mereka berladang (menanam padi di lahan kering; sering diseibut padi gunung) dan mengumpulkan hasil alam dan hutan (damar, kayu, rotan, binatang buruan, sayur-sayuran, ikan, dan peralatan ritual). Singkatnya, wilayah tradisional adalah ruang hidup mereka sejak jaman nenek moyang. Empat pukulan bertubi-tubi Ruang hidup itu sekara...

Speedboat ke pedalaman Mahakam

Speedboat ke pedalaman Mahakam
Martinus Nanang di dermaga Samarinda Ilir