Postingan

Menampilkan postingan dengan label Agama dan masyarakat

Gereja Memberikan Moralitas yang Jelas: Seruan Paus Leo XIV Kepada Konferensi Iklim COP30 di Brazil

Gambar
Konferensi Para Pihak (COP) ke-30 Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim , yang diadakan di Belém do Pará, Brasil , di gerbang Hutan Hujan Amazon , bukan sekadar pertemuan diplomatik. Bagi Gereja Katolik , ini adalah momen kairos , waktu yang krusial dan menentukan secara moral dan spiritual, untuk menghadapi krisis iklim yang semakin parah. Seruan dari Takhta Suci, yang disampaikan secara tegas oleh Paus Leo XIV , bersama dengan suara kolektif para Uskup dari Global Selatan ( Global South ) , menempatkan isu keadilan iklim dan pertobatan ekologis sebagai inti dari agenda global. Pesan Paus Leo XIV, yang melanjutkan warisan "Bapa Hijau"  Paus Fransiskus , yang diwariskan melalui ensiklik  Laudato Si , menggema di lorong-lorong COP30:  " Ciptaan sedang menjerit ." Tiga Pilar Seruan Gereja Katolik: Dari Hati ke Aksi Seruan Gereja Katolik menjelang dan selama COP30 dapat diringkas dalam tiga pilar utama yang saling terkait: pengakuan realitas, keadi...

Puasa Katolik sedunia selama 40 hari: Retret Agung untuk lebih mengenal diri dan mensyukuri kasih Allah

Gambar
Ilustrasi (Foto: Pyxabay). Tanggal 22 Februari 2023 adalah Hari Rabu Abu, saat umat Katolik sedunia memulai masa Pra-Paska selama 40 hari. Masa Pra-Paska disebut juga "masa puasa", karena digunakan secara khusus untuk berpuasa dan berpantang.  Masa Pra-paska juga disebut "Retret Agung". Dalam pengertian sederhana "retret" (retreat) adalah menarik diri dari kebiasaan, rutinitas, dan lingkungan sehari-hari. Dalam retret agung 40 hari umat kristiani mengalihkan fokus kepada misteri penyelamatan Allah, mensyukuri kasih-Nya, dan bertobat. "Masa pertobatan" adalah istilah lain lagi untuk masa Pra-Paska. Bertobat adalah kewajiban (bukan pilihan) bagi umat Katolik. Bagaimana melakukan laku tobat? Hal itu terlihat dalam ketentuan tentang puasa dan pantang. Ketentuan tentang puasa dan pantang Wujud pertobatan dilakukan dengan cara berpuasa dan berpantang. Dalam Surat Gembala Pra-Paska dari Uskup Keuskupan Agung Samarinda, disebutkan bahwa puasa wajib ad...

Hari Agama Sedunia 2023, momentum untuk memperkuat Kebersamaan

Gambar
Studio TVRI Kaltim (Foto: Maru-Maru) Hari agama Sedunia (HAS) atau World Religion Day pertama kali dirayakan pada 15 Januari 1950 di Amerika Serikat. Pada tahun itu juga perayaan sudah dilakukan di luar negeri seperti di Australia dan Bolivia. Sekarang hari raya tersebut dirayakan oleh 80 negara. Di Indonesia gaung HAS hampir tidak terdengar, bahkan mesin pencari Google juga tidak menampilkan kata kunci hari agama sedunia dalam bahasa Indonesia.  Untuk konteks Indonesia yang multi-agama, dan dalam banyak kasus sering bermasalah dalam relasi beragama, hari raya internasional  seperti ini sangat baik dan perlu untuk dipopulerkan. Dialog HAS di TVRI Kaltim HAS diperingati setiap hari Minggu ketiga bulan Januari dan tahun ini jatuh pada hari 15 Januari 2023. Pada hari Senin 16 Januari, TVRI Kaltim mengadakan dalam Program Ngapeh mengadakan dialog dengan tema "Ciptakan kedamaian melalui agama." Diundang sebagai narasumber: Asmuni, ketua Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB)...

Speedboat ke pedalaman Mahakam

Speedboat ke pedalaman Mahakam
Martinus Nanang di dermaga Samarinda Ilir