Postingan

Menampilkan postingan dengan label masyarakat adat

Menghadapi Kolonisasi Toponimi: Bisakah Dayak Melakukan yang Dilakukan India?

Gambar
Di jantung Kalimantan, ada fenomena yang sering luput dari perhatian namun dampaknya besar: perubahan nama asli kampung dan orang Dayak ketika berhadapan dengan lidah orang luar. Nama-nama yang kaya makna dan sejarah sering kali tergelincir, disederhanakan, atau bahkan diganti agar lebih mudah diucapkan. Contohnya, kampung Lempunah  (sebuah nama yang cantik) berubah menjadi Lembonah , Lamikng menjadi Lambing , Mancukng menjadi Mancong , dan Barukng  diubah menjadi Barong . Sekilas tampak sepele, tetapi di balik perubahan bunyi ini tersimpan persoalan identitas. Secara linguistik, fenomena ini disebut adaptasi fonologis —usaha orang luar menyesuaikan bunyi khas Dayak dengan sistem bahasa mereka. Namun, lebih dari sekadar soal lidah, ini adalah soal dominasi budaya. Ketika Nama Kehilangan Makna Perubahan nama bukan hanya soal salah ucap. Dalam antropologi, hal ini dikenal sebagai hegemonisasi toponimi, bahkan lebih keras lagi kolonisasi toponimi : nama tempat atau orang diubah...

Harapan di Jantung Amazon, Kekecewaan di Meja Perundingan: Ulasan Lengkap COP30 Belém

Gambar
Hutan hujan Amazon yang lembap dan riuh baru saja menjadi saksi bisu dari salah satu perhelatan diplomasi terbesar abad ini. Selama dua pekan terakhir (10–21 November 2025), kota Belém, Brasil , berubah menjadi pusat gravitasi dunia. Para pemimpin negara, ilmuwan, aktivis, dan masyarakat adat berkumpul untuk Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30). Ekspektasi yang digantungkan pada "Forest COP" ini sangat tinggi. Brasil, di bawah kepemimpinan Presiden Lula da Silva , berjanji untuk menjadikan konferensi ini sebagai titik balik; momen di mana dunia akhirnya berhenti berperang melawan alam. Namun, saat tenda-tenda dibongkar dan delegasi pulang hari ini, perasaan yang tertinggal adalah campuran antara optimisme yang hati-hati dan frustrasi yang mendalam. Kita memiliki mekanisme bersejarah untuk hutan, tetapi kita masih tidak memiliki rem darurat untuk bahan bakar fosil . Berikut adalah analisis mendalam mengenai apa yang berhasil diraih, dan di mana dunia kembali gag...

“Living museum” dan kekerasan simbolik bagi suku asli di Ibu Kota Nusantara

Gambar
Ketika Ibu Kota Nusantara (IKN) digagas sebagai simbol masa depan Indonesia, narasi yang diangkat adalah tentang kemajuan, keberlanjutan, dan harmoni antara manusia dan alam. Namun di balik retorika hijau dan modernitas itu, ada suara-suara yang terancam tenggelam: suara masyarakat adat, termasuk suku Balik, yang telah lama tinggal dan menjaga tanah itu jauh sebelum ide IKN lahir. Niat baik OIKN Suara suku Balik itu telah sampai ke telinga Badan Otorita IKN (OIKN). Sebagai respon dan dengan niat luhur dicanangkanlah sebuah museum hidup (living museum) bagi orang Balik. Dari laporan iknpos.id 2 Juli 2024 Deputi Sosial, Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat OIKN, Bapak Alimuddin, mengatakan, “Wilayah Paser Balik akan kita jadikan living museum .” Lebih lanjut, “Pembangunan ibu kota baru bagi NKRI di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dipastikan akan seiring dan sejalan dengan kehidupan sosial warga lokal.” Pada halaman berita yang sama dikatakan bahwa Tokoh suku Bali...

Dialog Etnografi Borneo: Membangun pemahaman tentang keberagaman Kalimantan

Gambar
Dialog Etnografi Borneo (DEB) telah diselenggarakan dua kali sejak April 2024, menjadi langkah awal dalam upaya menghadirkan pemahaman mendalam tentang masyarakat, budaya, dan lingkungan di Borneo. Inisiatif ini digagas oleh Inside Borneo, bekerja sama dengan Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI) Kalimantan Timur. Apa itu Dialog Etnografi Borneo? Kalimantan, sebagai pusat masa depan Indonesia, akan menjadi magnet bagi seluruh perhatian nasional. Transformasi besar di berbagai aspek, mulai dari sosial, budaya, ekonomi, politik, hingga lingkungan hidup, diprediksi akan terjadi.Pulau ini sejak lama dikenal dengan keragaman etnisnya. Suku Dayak, sebagai penduduk asli Kalimantan, telah mendiami pulau ini selama ribuan tahun. Perjalanan migrasi mereka, yang berasal dari berbagai wilayah seperti Yunan, Taiwan, Assam, bahkan Afrika, telah membentuk identitas budaya mereka yang unik.  Namun, dalam beberapa dekade terakhir, migrasi dari berbagai wilayah di Indonesia, khususnya Jawa dan Sulawe...

Argumen antropologis pentingnya warga Balik dan Paser di IKN tetap hidup berkomunitas

Gambar
Sebuah pertanyaan yang saya sering dengar dari masyarakat adat di sekitar IKN adalah ini: Apakah kami dapat mempertahankan identitas budaya kami? Apakah kami akan tenggelam di dalam kemoderenan ibu kota Nusantara?  Pertanyaan itu mengisyaratakan kekuatiran yang sangat dalam, khususnya dari warga suku Balik dan Paser di Kecamatan Sepaku. Populasi mereka sangat kecil dan lemah dari segi ekonomi, pendidikan dan politik. Hal itu menjadikan mereka sangat rentan dimangsa oleh modernitas yang diwakili IKN dan kekuatan lain yang menyertainya. Sering kali kekuatan-kekuatan seperti itu tidak memiliki karakter manusiawi.  Hidup sebagai komunitas Karena itu sejak lama saya beranggapan bahwa masyarakat adat Suku Balik dan Paser harus diberi "hak khusus yang dilindungi hukum." Secara lebih khusus lagi mereka harus diberi ruang untuk hidup sebagai "komunitas".  "Hidup sebagai komunitas"  di sini berarti seluruh warga hidup di dalam satu kesatuan ruang, sehingga mereka m...

IKN benar-benar inklusif? Ultimatum pembongkaran rumah warga asli indikasi ada yang akan disingkirkan

Gambar
Di jantung Kalimantan Timur, di mana matahari menyinari hutan hujan lebat dan gemericik sungai bergema di lembah-lembah, sebuah visi besar terbentang: Ibu Kota Nusantara (IKN). Kota yang menjanjikan kemajuan, inovasi, dan masa depan cerah.  Namun apakah kota itu benar-benar inklusif? Bisakah ia menjembatani jurang antara modernitas dan tradisi? Otoritas IKN, dengan rencana megah dan keajaiban arsitekturnya, berdiri sebagai pembawa perubahan. Mereka memegang cetak biru dan memegang otoritas, visi mereka terukir dalam baja dan kaca. Mereka berbicara tentang kota pintar, bangunan berkelanjutan, dan kemakmuran ekonomi. Namun, ketika mereka mendirikan bangunan besar, mereka membayangi rumah-rumah sederhana penduduk setempat. Bayangkan ini: jalanan Sepaku yang bermandikan sinar matahari, tempat generasi demi generasi menenun kehidupan mereka ke dalam jalinan tanah. Di sini, masyarakat adat Balik dan Paser tumbuh subur, adat istiadat dan kearifannya diwariskan seiring berjalannya waktu. N...

Ibu Kota Nusantara: Optimisme atau pesimisme? Diskusi panel Prodi Psikologi Universitas Mulawarman

Gambar
 "IKN: Optimisme atau Pesimisme?" adalah tema pokok diskusi panel di Hotel Grand Verona, Samarinda, 7 Juli 2023. Diskusi membicarakan Ibu Kota Nusantara (IKN) dari perpektif psikologi pembangunan, antropologi budaya dan lingkungan. Penyelenggara diskusi adalah Program Studi Psikologi FISIP Universitas Mulawarman dengan moderator Dr. Silviana Purwanti dari Prodi Ilmu Komunikasi. Moderator & Panelis (Foto: Bella P) Topik diskusi sebenarnya tidak baru karena sejak awal sudah sering diperbincangkan oleh berbagai pihak di tanah air. Ada perspektif yang optimis, ada yang pesimis, ada yang wait-and-see . Meski demikian seluruh proses diskusi panel menunjukkan topik tersebut masih hot untuk dibicarakan. Empat panelis yang menghangatkan diskusi adalah Prof. Kuntjoro, Martinus Nanang, Kiswanto, Ph.D dan Mispoyo. Apa kata para Panelis? Prof Kuntjoro, guru besar Fakultas Psikologi UGM, menyatakan pentingnya menemukan true problem di dalam proses IKN, supaya bisa ditemukan solusi yan...

Tiang lamin telah berdiri, Sempekat Tonyoi Benuaq segera punya pusat kebudayaan

Gambar
Hari ini Senin 3 Juli 2023 adalah hari bersejarah bagi Sempekat Tonyoi Benuaq (STB). Pasalnya upacara "Muaat Ori" telah berjalan dengan sukses dan dua tiang alias pilar utama telah berdiri tegak. Muaat Ori berarti mendirikan tiang.  Akses yang becek ke lokasi   Akses ke lokasi bagus, tapi sulit bila hujan Sebelumnya sempat dikuatirkan upacara akan terhalang oleh cuaca buruk, yang akan menyulitkan akses ke lokasi. Kemarin hujan deras. Tadi malam hujan sampai pagi. Jalan tanah berbukit menjadi sangat licin dan menyulitkan kendaraan untuk naik maupun turun. Beruntunglah ada saja jalan untuk menyelesaikan masalah.  Lokasi Pusat Budaya STB terletak Kelurahan Loa Buah, Sungai Kunjang, Samarinda, kira-kira satu setengah kilometer dari Jembatan Mahulu. Terletak di luar kota dan di puncak bukit membuat akses menjadi sulit bila hujan. Beruntunglah tadi pagi jalan segere "dibersihkan" menggunakan gleder, yang katanya bantuan dari PT. BBE. Mula-mula hanya mobil dobel gardan y...

Audiensi Pengurus PDKT Kaltim dengan Rektor Universitas Mulawarman bahas pendidikan bagi anak-anak Dayak

Gambar
Pengurus Persekutuan Dayak Kalimantan (PDKT) Kaltim Rabu pagi, 21 Juni 2023 mengadakan pertemuan dengan Rektor Universitas Mulawarman (Unmul) Dr. Abdunnur. Delegasi PDKT dipimpin oleh Ketua Umum Syaharie Jaang.  P engurus PDKT Kaltim diketuai Syaharie Jaang (tengah berah) dan Rektor Unmul (tengah batik) - Photo credit: Yulianus Henock Hadir mendampingi Ketua Umum adalah Yulianus Henock, Rudyanto Sulisthio, Marten Apuy, Paulus Matius, Agustinus Lejiu, dan Martinus Nanang. Ketua umum menyampaikan harapan agar putera dan puteri Dayak dapat diperhatikan dalam penerimaan mahasiswa di Unmul, termasuk dalam peluang untuk mendapatkan beasiswa. Tanggapan Rektor Menurut Rektor, Unmul memiliki visi untuk mengembangkan sumberdaya manusia (SDM) lokal. Untuk itu Unmul (rektor dan jajarannya) akan mengadakan roadshow ke kabupaten/kota.  PDKT dapat menyampaikan kepada Unmul rekomendasi anak-anak Dayak yang perlu dibantu. Mereka tentu akan mendapatkan privilege (diprioritaskan). Untuk itu di...

Orang Dayak marah, merasa di-PHP terkait Ibu Kota Nusantara

Gambar
"Marah!!! Suku Dayak Se Kalimantan Marah Pada Jokowi!" Begitulah judul video yang diunggah di Channel Youtube "Okenkonetvwan" pada 16 Juni 2023. Keseluruhan video memperlihatkan suasana unjuk rasa di Patung Kuda Jakarta yang tertib namun cukup memperlihatkan suasana batin yang kesal. Mendukung Jokowi dan IKN Dayak umumnya adalah pendukung Jokowi yang ikut "mengangkat" beliau menjadi presiden. Ketika akan dan sejak memindahkan IKN ke Kalimantan, Dayak juga mendukungnya secara penuh.  Credit: Screenshot dari Onekonetvwan Dukungan telah ditunjukkan dalam berbagai cara dan kesempatan; di antaranya dalam pertemuan tokoh-tokoh Dayak dengan Jokowi di Kalbar pada  pembukaan Bahaupm Bide Bahana Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) di Pontianak 29 November 2022 (Kompas.com 29/11/2022). Reaksi keras warga Dayak terhadap Edy Mulyadi yang awal 2022 dianggap menghina Kalimantan juga mengandung makna dukungan yang kuat terhadap IKN.  Merasa di-PHP Tokoh-tokoh Dayak yang...

Rumpun Dayak ini pernah punya usulan nama IKN dan gedung-gedung penting

Gambar
Telah muncul beberapa usulan mengenai nama ibu kota negara (IKN) yang baru di Kalimantan.  Salah satunya disampaikan oleh Aliansi Ormas Daerah Kaltim (AORDA) beberapa waktu lalu. Kami berpandangan bahwa nama sebuah ibu kota negara sangatlah penting dan harus berakar dalam sejarah dan kebudayaan yang ada di nusantara. Dalam hal ini kebudayaan masyarakat sekitar IKN, sejauh tidak bertentangan dengan nilai keindonesiaan, perlu mendapat pertimbangan khusus. Maka kami dari Rumpun Dayak Luangaan , yang terdiri dari lebih 20an sub-suku mengajukan usulan nama IKN kepada Presiden RI. Apa itu Rumpun Dayak Luangaan? Titik Nol IKN (Foto: Maru-Maru) Rumpun Luangaan (Lawangaan) adalah penggolongan kelompok etnik berdasarkan kesamaan/kemiripan bahasa dan karakteristik kebudayaan seperti seni, mitologi dan ritual. Atas dasar kesamaan tersebut kelompok-kelompok etnik yang tergolong di dalam Rumpun Luangaan antara lain adalah Benuaq, Bentian, Paser, Tonyoi (Tunjung) di Kalimantan Timur, Deah di ...

Speedboat ke pedalaman Mahakam

Speedboat ke pedalaman Mahakam
Martinus Nanang di dermaga Samarinda Ilir