Indeks Perdamaian Dunia 2025: Pelajaran dari 10 negara ini paling damai
Perdamaian sering dianggap sebagai sesuatu yang abstrak, sekadar ketiadaan perang. Namun, laporan Global Peace Index (GPI) 2025 menunjukkan bahwa perdamaian adalah kondisi multidimensional yang mencakup keamanan masyarakat, stabilitas politik, dan tingkat militerisasi.
🇮🇩 Bahasa Indonesia
Dengan 23 indikator yang terbagi dalam tiga domain utama (Safety and Security, Ongoing Conflict, dan Militarisation) GPI memberi gambaran menyeluruh tentang kondisi perdamaian global. Di tengah tren global yang menunjukkan penurunan perdamaian, ada negara-negara yang konsisten berada di posisi teratas. Mereka bukan hanya bebas dari konflik, tetapi juga berhasil membangun struktur sosial, politik, dan ekonomi yang menopang stabilitas jangka panjang.
Sepuluh negara paling damai di dunia (GPI 2025)
Berikut adalah negara paling damai di dunia berdasarkan indikator positive peace, beserta indeks perdamaiannya.
Tabel 10 Negara Paling Damai (GPI 2025)
Peringkat | Negara | Skor GPI 2025 | Catatan Utama |
1 | 1.095 | Tidak punya tentara permanen, kriminalitas sangat rendah | |
2 | Irlandia | 1.260 | Stabilitas pasca konflik Irlandia Utara, sistem hukum efektif |
3 | 1.282 | Inklusivitas Māori, demokrasi partisipatif | |
4 | Austria | 1.294 | Netralitas politik, fokus pembangunan internal |
5 | Swiss | 1.294 | Tradisi netralitas, demokrasi langsung |
6 | Singapura | 1.357 | Efisiensi birokrasi, kriminalitas rendah |
7 | Portugal | 1.371 | Transformasi dari masa kolonial, stabilitas demokrasi |
8 | Denmark | 1.393 | Kesejahteraan sosial tinggi, kohesi masyarakat |
9 | Slovenia | 1.409 | Stabilitas pasca Yugoslavia, pemerintahan efektif |
10 | Finlandia | 1.420 | Sistem pendidikan unggul, kepercayaan publik tinggi |
Sumber: Global Peace Index 2025.
Islandia
Islandia tetap berada di posisi pertama sejak 2008. Negara kecil ini tidak memiliki tentara permanen, tingkat kriminalitasnya sangat rendah, dan masyarakatnya memiliki kepercayaan tinggi terhadap institusi publik. Fokus pada kesejahteraan sosial, pendidikan, dan kesehatan menjadikan Islandia simbol perdamaian berkelanjutan.
Ideologi politik: Islandia menekankan demokrasi sosial, dengan orientasi pada kesejahteraan kolektif.
Geopolitik: Posisi geografis yang relatif terisolasi membuat Islandia tidak terjebak dalam rivalitas besar.
Irlandia
Irlandia berhasil mengubah sejarah konflik di Irlandia Utara menjadi stabilitas politik melalui proses damai yang panjang. Kini, Irlandia dikenal dengan sistem hukum yang efektif, tingkat kriminalitas rendah, dan masyarakat yang semakin inklusif.
Ideologi politik: Demokrasi liberal dengan penekanan pada rekonsiliasi.
Geopolitik: Berada di Eropa Barat, Irlandia memilih jalur diplomasi damai dan tidak terlalu terlibat dalam rivalitas militer.
Selandia Baru
Selandia Baru menekankan penghormatan terhadap masyarakat adat Māori dan membangun budaya politik yang transparan. Demokrasi partisipatif dan kebijakan luar negeri yang damai menjadikan negara ini damai dalam pengalaman sehari-hari warganya.
Ideologi politik: Demokrasi liberal dengan inklusivitas sebagai identitas nasional.
Geopolitik: Lokasi geografis yang jauh dari pusat konflik global memberi keuntungan strategis.
Austria
Austria menegaskan posisinya sebagai negara netral di Eropa. Tidak bergabung dengan aliansi militer besar, Austria fokus pada pembangunan internal dan diplomasi damai.
Ideologi politik: Netralitas sebagai ideologi negara, dengan demokrasi parlementer yang stabil.
Geopolitik: Berada di jantung Eropa, Austria memilih netralitas untuk menghindari keterlibatan dalam rivalitas besar.
Swiss
Swiss dikenal dengan tradisi netralitasnya yang panjang. Demokrasi langsung memungkinkan warga terlibat aktif dalam pengambilan keputusan. Tingkat kesejahteraan tinggi dan distribusi sumber daya yang adil memperkuat rasa aman masyarakat.
Ideologi politik: Netralitas sebagai bagian dari identitas nasional, demokrasi langsung sebagai praktik politik.
Geopolitik: Posisi di Eropa membuat netralitas menjadi strategi bertahan hidup di tengah rivalitas besar.
Singapura
Singapura dikenal dengan sistem hukum yang ketat, tingkat kriminalitas rendah, dan efisiensi birokrasi. Meski memiliki militer modern, fokus utama tetap pada stabilitas sosial dan keamanan publik.
Ideologi politik: Pragmatismenya menekankan stabilitas, efisiensi, dan pembangunan ekonomi.
Geopolitik: Posisi strategis di jalur perdagangan internasional membuat keamanan menjadi prioritas utama.
Portugal
Portugal berhasil mentransformasi dirinya dari negara dengan sejarah konflik kolonial menjadi salah satu negara paling damai di dunia. Demokrasi yang stabil, tingkat kriminalitas rendah, dan keterlibatan aktif dalam diplomasi internasional memperkuat posisinya.
Ideologi politik: Demokrasi sosial dengan orientasi pada integrasi Eropa.
Geopolitik: Posisi di pinggir Eropa membuat Portugal relatif aman dari rivalitas besar.
Denmark
Denmark menekankan kesejahteraan sosial, distribusi sumber daya yang adil, dan sistem pendidikan yang kuat. Kohesi sosial yang tinggi membuat masyarakat merasa aman dan terlindungi.
Ideologi politik: Demokrasi sosial dengan fokus pada kesejahteraan.
Geopolitik: Bagian dari Skandinavia, Denmark memanfaatkan stabilitas regional untuk memperkuat perdamaian.
Slovenia
Slovenia, yang pernah menjadi bagian dari Yugoslavia, berhasil membangun stabilitas politik dan sosial setelah masa transisi. Dengan tingkat kriminalitas rendah dan sistem pemerintahan yang efektif, Slovenia kini menjadi salah satu negara paling damai di Eropa Tengah.
Ideologi politik: Demokrasi parlementer dengan fokus pada integrasi Eropa.
Geopolitik: Posisi di Eropa Tengah membuat stabilitas internal menjadi prioritas utama.
Finlandia
Finlandia dikenal dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, tingkat kepercayaan publik yang tinggi terhadap institusi, serta kebijakan sosial yang inklusif. Faktor-faktor ini menciptakan masyarakat yang stabil dan resilien terhadap krisis.
Ideologi politik: Demokrasi sosial dengan penekanan pada pendidikan dan kesejahteraan.
Geopolitik: Berbatasan dengan Rusia, Finlandia memilih strategi diplomasi hati-hati dan memperkuat resiliensi internal.
Faktor umum: Positive Peace
Negara-negara damai ini memiliki benang merah yang sama: Positive Peace. Konsep ini mencakup sikap, institusi, dan struktur yang menopang perdamaian jangka panjang. Mari kita uraikan lebih dalam:
- Institusi yang efektif dan transparan.
Pemerintahan yang stabil, sistem hukum yang adil, dan birokrasi yang efisien menciptakan kepercayaan publik. Di Swiss, demokrasi langsung memungkinkan warga terlibat aktif dalam pengambilan keputusan, memperkuat legitimasi institusi. - Budaya politik inklusif.
Inklusivitas memperkuat kohesi sosial. Selandia Baru mencontohkan bagaimana pengakuan terhadap masyarakat Māori memperkuat identitas nasional. Irlandia menunjukkan bahwa proses damai yang inklusif bisa mengubah sejarah konflik menjadi stabilitas. - Kesejahteraan sosial dan ekonomi.
Negara-negara Skandinavia seperti Denmark dan Finlandia menekankan distribusi sumber daya yang adil. Pendidikan, kesehatan, dan jaminan sosial membuat masyarakat merasa aman dan terlindungi, sehingga potensi konflik berkurang. - Hubungan internasional yang damai
Netralitas Austria dan Swiss menunjukkan bahwa tidak terjebak dalam rivalitas geopolitik bisa menjadi strategi jangka panjang. Diplomasi aktif juga memperkuat posisi negara damai di panggung internasional. - Keamanan publik yang tinggi
Singapura menekankan sistem hukum yang ketat dan birokrasi efisien, sehingga tingkat kriminalitas rendah. Islandia, dengan populasi kecil, mampu menjaga solidaritas sosial yang membuat masyarakat merasa aman. - Resiliensi terhadap krisis
Finlandia menunjukkan bagaimana sistem pendidikan unggul dan kepercayaan publik tinggi membuat masyarakat lebih siap menghadapi krisis global. Negara damai cenderung lebih tangguh menghadapi guncangan ekonomi maupun pandemi.
Pelajaran dari negara paling damai
Apa yang bisa dipelajari dari 10 negara paling damai di dunia?
- Perdamaian adalah hasil kebijakan konsisten
Islandia tidak tiba-tiba menjadi damai; ia membangun sistem sosial yang menekankan solidaritas dan kesejahteraan. - Netralitas bisa menjadi strategi jangka panjang
Austria dan Swiss menunjukkan bahwa netralitas bukan kelemahan, melainkan kekuatan yang menjaga stabilitas. - Inklusivitas memperkuat identitas nasional
Selandia Baru mencontohkan bagaimana penghormatan terhadap masyarakat adat memperkuat kohesi sosial. - Kesejahteraan sosial adalah fondasi perdamaian
Denmark dan Finlandia menekankan distribusi sumber daya yang adil, sehingga masyarakat merasa aman. - Transformasi dari masa lalu adalah mungkin
Portugal dan Slovenia menunjukkan bahwa negara dengan sejarah konflik bisa berubah menjadi damai dengan komitmen pada demokrasi dan pembangunan sosial. - Relevansi bagi Indonesia
Indonesia, yang menempati peringkat ke-49 dalam GPI 2025 bisa belajar dari negara-negara ini. Meski relatif stabil, Indonesia tetap menghadapi tantangan berupa konflik lokal di Papua dan polarisasi politik. Dengan memperkuat Positive Peace, Indonesia bisa meningkatkan posisinya dan menjadi contoh negara berkembang yang berhasil menekan biaya kekerasan.
Damai sebagai strategi ekonomi dan sosial
Dalam dunia yang semakin terfragmentasi, kisah 10 negara paling damai adalah pengingat bahwa perdamaian mungkin sulit, tetapi bukan mustahil. Dengan komitmen pada Positive Peace, negara lain dapat belajar membangun masyarakat yang lebih stabil, sejahtera, dan harmonis.
Perdamaian bukan hanya nilai moral, tetapi juga strategi ekonomi. Negara damai lebih menarik bagi investor, wisatawan, dan mitra internasional. Mereka memiliki pertumbuhan PDB lebih stabil, tingkat kesejahteraan lebih tinggi, dan kemampuan lebih baik menghadapi krisis.
🇬🇧 English
Global Peace Index 2025: Lessons from 10 most peaceful countries
Peace is often viewed as something abstract—merely the absence of war. However, the Global Peace Index (GPI) 2025 report demonstrates that peace is a multidimensional condition encompassing societal safety, political stability, and levels of militarization.
With 23 indicators divided into three main domains (Safety and Security, Ongoing Conflict, and Militarisation), the GPI provides a comprehensive overview of the state of global peace. Amidst a global trend showing a decline in peace, there are nations that consistently remain at the top. These countries are not only free from conflict but have also successfully built social, political, and economic structures that support long-term stability.
The Top 10 Most Peaceful Countries in the World (GPI 2025)
Below are the most peaceful countries in the world based on positive peace indicators, along with their peace index scores.
Rank | Country | GPI Score (2025) | Key Highlights |
1 | Iceland | 1.095 | No standing army, extremely low crime rate. |
2 | Ireland | 1.260 | Post-conflict stability (N. Ireland), effective legal system. |
3 | New Zealand | 1.282 | Māori inclusivity, participatory democracy. |
4 | Austria | 1.294 | Political neutrality, focus on internal development. |
5 | Switzerland | 1.294 | Tradition of neutrality, direct democracy. |
6 | Singapore | 1.357 | Efficient bureaucracy, low crime. |
7 | Portugal | 1.371 | Transformation from colonial era, democratic stability. |
8 | Denmark | 1.393 | High social welfare, community cohesion. |
9 | Slovenia | 1.409 | Post-Yugoslavia stability, effective governance. |
10 | Finland | 1.420 | Superior education system, high public trust. |
Source: Global Peace Index 2025
A Closer Look at the Top 10
1. Iceland
Iceland has held the top position since 2008. This small nation has no permanent army, an extremely low crime rate, and a society with high trust in public institutions. A focus on social welfare, education, and health makes Iceland a symbol of sustainable peace.
- Political Ideology: Emphasizes social democracy with an orientation toward collective welfare.
- Geopolitics: Its relatively isolated geographic position prevents Iceland from getting trapped in major rivalries.
2. Ireland
Ireland successfully turned a history of conflict in Northern Ireland into political stability through a long peace process. Today, Ireland is known for an effective legal system, low crime rates, and an increasingly inclusive society.
- Political Ideology: Liberal democracy with an emphasis on reconciliation.
- Geopolitics: Located in Western Europe, Ireland chooses a path of peaceful diplomacy and remains largely uninvolved in military rivalries.
3. New Zealand
New Zealand emphasizes respect for the indigenous Māori people and has built a transparent political culture. Participatory democracy and a peaceful foreign policy make this country peaceful in the daily experience of its citizens.
- Political Ideology: Liberal democracy with inclusivity as a national identity.
- Geopolitics: A geographic location far from global conflict centers provides a strategic advantage.
4. Austria
Austria asserts its position as a neutral state in Europe. Not joining major military alliances, Austria focuses on internal development and peaceful diplomacy.
- Political Ideology: Neutrality as a state ideology, with a stable parliamentary democracy.
- Geopolitics: Located in the heart of Europe, Austria chooses neutrality to avoid involvement in major rivalries.
5. Switzerland
Switzerland is renowned for its long tradition of neutrality. Direct democracy allows citizens to be actively involved in decision-making. High levels of welfare and fair resource distribution strengthen the community's sense of security.
- Political Ideology: Neutrality as part of the national identity; direct democracy as political practice.
- Geopolitics: Its position in Europe makes neutrality a survival strategy amidst major rivalries.
6. Singapore
Singapore is known for a strict legal system, low crime rates, and bureaucratic efficiency. Despite having a modern military, the main focus remains on social stability and public security.
- Political Ideology: Pragmatism emphasizing stability, efficiency, and economic development.
- Geopolitics: Its strategic position on international trade routes makes security a top priority.
7. Portugal
Portugal successfully transformed itself from a country with a history of colonial conflict into one of the most peaceful nations in the world. A stable democracy, low crime rate, and active engagement in international diplomacy strengthen its position.
- Political Ideology: Social democracy with an orientation toward European integration.
- Geopolitics: Its position on the edge of Europe makes Portugal relatively safe from major rivalries.
8. Denmark
Denmark emphasizes social welfare, fair resource distribution, and a strong education system. High social cohesion makes the public feel safe and protected.
- Political Ideology: Social democracy with a focus on welfare.
- Geopolitics: As part of Scandinavia, Denmark utilizes regional stability to strengthen peace.
9. Slovenia
Slovenia, once part of Yugoslavia, successfully built political and social stability following a transition period. With low crime rates and an effective system of government, Slovenia is now one of the most peaceful countries in Central Europe.
- Political Ideology: Parliamentary democracy with a focus on European integration.
- Geopolitics: Its position in Central Europe makes internal stability a top priority.
10. Finland
Finland is known for having the best education system in the world, high public trust in institutions, and inclusive social policies. These factors create a society that is stable and resilient to crises.
- Political Ideology: Social democracy with an emphasis on education and welfare.
- Geopolitics: Bordering Russia, Finland chooses a strategy of careful diplomacy while strengthening internal resilience.
The Common Thread: Positive Peace
These peaceful nations share a common thread: Positive Peace. This concept encompasses the attitudes, institutions, and structures that sustain long-term peace. Let’s break it down further:
- Effective and Transparent Institutions: Stable governance, fair legal systems, and efficient bureaucracies create public trust. In Switzerland, direct democracy strengthens institutional legitimacy.
- Inclusive Political Culture: Inclusivity strengthens social cohesion. New Zealand exemplifies how recognition of the Māori people strengthens national identity, while Ireland shows that inclusive peace processes can turn conflict history into stability.
- Social and Economic Welfare: Scandinavian countries like Denmark and Finland emphasize fair resource distribution. Education, health, and social security make people feel safe, reducing the potential for conflict.
- Peaceful International Relations: The neutrality of Austria and Switzerland shows that avoiding geopolitical rivalries can be a long-term strategy. Active diplomacy also strengthens a peaceful nation's position on the international stage.
- High Public Safety: Singapore emphasizes strict laws, resulting in low crime. Iceland, with a small population, maintains social solidarity that ensures citizens feel safe.
- Resilience to Crises: Finland demonstrates how superior education and high public trust make society more prepared for global crises. Peaceful nations tend to be more resilient against economic shocks or pandemics.
Lessons from the World’s Most Peaceful Nations
What can we learn from these top 10 countries?
- Peace is the Result of Consistent Policy: Iceland didn’t become peaceful overnight; it built a social system emphasizing solidarity and welfare.
- Neutrality Can Be a Long-Term Strategy: Austria and Switzerland show that neutrality is not a weakness, but a strength that maintains stability.
- Inclusivity Strengthens National Identity: New Zealand proves that respect for indigenous peoples strengthens social cohesion.
- Social Welfare is the Foundation of Peace: Denmark and Finland emphasize fair distribution of resources, ensuring citizens feel secure.
- Transformation from the Past is Possible: Portugal and Slovenia show that countries with histories of conflict can become peaceful through a commitment to democracy and social development.
- Relevance for Indonesia: Indonesia, ranked 49th in the GPI 2025, can learn from these nations. Despite being relatively stable, Indonesia still faces challenges such as local conflicts in Papua and political polarization. By strengthening Positive Peace, Indonesia can improve its position and become an example of a developing nation that successfully reduces the cost of violence.
Peace as an Economic and Social Strategy
In an increasingly fragmented world, the stories of these 10 peaceful nations are a reminder that peace might be difficult, but it is not impossible. With a commitment to Positive Peace, other nations can learn to build societies that are more stable, prosperous, and harmonious.
Peace is not just a moral value, but also an economic strategy. Peaceful nations are more attractive to investors, tourists, and international partners. They enjoy more stable GDP growth, higher levels of welfare, and a better ability to withstand crises.

Komentar
Posting Komentar