"Hutan kami bukan untuk dijual": Protes masyarakat adat pada COP30 di Belém, Brazil
Konferensi Perubahan
Iklim PBB ke-30 (COP30) yang berlangsung di Belém, Brasil, menjadi salah satu
momen paling menentukan dalam sejarah diplomasi iklim. Untuk pertama kalinya,
pertemuan global ini digelar di kawasan Amazon—paru-paru dunia yang menyimpan
harapan sekaligus ancaman bagi masa depan iklim planet ini.
Protes masyarakat adat: “Hutan kami bukan untuk dijual”
![]() |
| Protes masyarakat adat di COP30 (Sumber: CCN) |
Bentrok dengan petugas
keamanan tak terhindarkan. Dua penjaga dilaporkan mengalami luka ringan,
sementara kerusakan kecil terjadi di area konferensi. Pesan utama mereka jelas:
demarkasi wilayah adat adalah kebijakan
iklim yang nyata.
Seorang pemimpin adat
Tupinamba, Nato, menyatakan: “Kami tidak bisa makan uang. Kami ingin tanah
kami bebas dari agribisnis, eksplorasi minyak, penambang, dan penebang ilegal.”
Isu utama dalam negosiasi COP30
Isu-isu utama yang menjadi pembahasan pokok di COP30 diringkas dalam tabel berikut ini.
|
Isu |
Posisi
Global |
Konteks
Brasil |
Tantangan
Utama |
|
Energi
Fosil |
Tekanan untuk menghentikan ekspansi minyak
dan batu bara |
Brasil baru menyetujui eksplorasi minyak di
pesisir Amazon |
Kontradiksi antara ambisi iklim dan
kepentingan ekonomi |
|
Dana
Kerugian & Kerusakan (Loss and Damage Fund) |
Negara-negara merumuskan mekanisme
operasional untuk membantu negara rentan |
Brasil mendukung, tetapi fokus pada pendanaan
adaptasi domestik |
Transparansi dan komitmen finansial negara
maju |
|
Target
1,5°C |
Dorongan agar negara penghasil emisi tinggi
memperbarui NDC |
Brasil menekankan peran hutan Amazon sebagai
penyerap karbon |
Kesenjangan antara janji dan implementasi
nyata |
|
Hak
Adat & Keadilan Iklim |
Masyarakat adat menuntut pengakuan lebih
besar |
360 peserta adat terakreditasi dari 56.000
peserta |
Akses terbatas dan kurangnya pengaruh dalam
pengambilan keputusan |
Mengapa COP30 Penting
- Amazon
sebagai pusat diplomasi iklim: Hutan Amazon adalah penyerap karbon terbesar di dunia, sehingga
keputusan di Belém akan sangat menentukan masa depan iklim global.
- Momentum
10 tahun Paris Agreement:
COP30 menjadi ajang evaluasi komitmen sejak 2015.
- Hak adat & keadilan iklim:
Tuntutan masyarakat adat menyoroti bahwa perlindungan hutan bukan hanya
isu lingkungan, tetapi juga hak asasi dan keberlangsungan budaya.
COP30 Brasil adalah titik balik. Di satu sisi, ada janji besar untuk memperkuat aksi iklim; di sisi lain, kebijakan domestik Brasil menimbulkan kontradiksi. Suara masyarakat adat menjadi pusat perhatian, menuntut agar dunia benar-benar mendengar mereka.
Keputusan yang lahir dari Belém akan menjadi penentu apakah dunia masih berada di jalur menjaga pemanasan global di bawah 1,5°C—atau justru melangkah menuju krisis yang lebih dalam.

Komentar
Posting Komentar